SOP Pemasangan Enema

SOP Pemasangan Enema
         Pada postingan kali ini saya akan membagikan salah satu Standar Prosedur Operasional Keperawatan yaitu Standar Prosedur Operasional Pemasangan Enema. Biasanya dirumah sakit ini lebih dikenal flat enema. Kurang lebih sama dengan dengan penggunaan jenis supositoria yang membuat berbeda adalah bentuk produk yang tersedia. Tapi ini adalah salah satu tujuan saya share SOP ini untuk membandingkan sejauh mana tindakan yang kita lakukan selama ini dengan teori sebenarnya. Buat adik-adik yang masih menempuh pendidikan keperawatan SOP ini sebagai bekal kalian untuk ujian dikampus masing-masing.

Standar Prosedur Operasional Pemasangan Enema
(Standard Operational Procedure Giving The Enema)

Nama          :
NIM           :
Jurusan       :

VARIABEL
                      NILAI
      0       1      2
PERALATAN
• Wadah enema (1) didalamnya :
   - Larutan hangat
• Nacl 0,9% dimasukkan dalam bengkok yang berisi air panas
• Selang rectal (1)
• Selang untuk menghubungkan selang rectal ke wadah (1)
• Pispot  (1)
• Jelly (1)
• Kassa untuk mengoleskan jelly (1)
• Perlak + alas (1)
• Tisu (1)
• Handuk (1)
• Sabun (1)
• Waslap (2)
• Gayung (1)
• Baskom berisi air (2)
• Handscoon bersih (1)
• Bengkok (2)
  - Bengkok yang berisi Lysol untuk bekas handscoon dan alat
  - Bengkok untuk sampah
 

(Pemberian enema = dewasa : 750-1000 ml, remaja : 500-700 ml, usia sekolah : 300-500 ml, toddler : 250-350 ml, bayi : 150-250 ml )

PENGKAJIAN
1. Kaji status klien : kaji status defekasi, adanya hemoroid, mobilitas, suara bising usus, apakah ada distensi abdomen, nyeri abdominal.
2. Kaji apakah akan ada tindakan operasi.

3. Kaji kontraindikasi enema (misalnya : peningkatan tekanan intrakranial, glaucoma, post op prostat dan rectal)
4. Kaji ulang order dokter terhadap pemberian enema pada klien.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Dapat ditegakkan karena beberapa masalah dibawah ini :
• Konstipasi
• Nyeri akut

RENCANA KEPERAWATAN
1. Hasil yang diharapkan dari prosedur yang ada :
   • Feses keluar
   • Tidak ada distensi abdomen
2. Menjelaskan prosedur dan rasional tindakan pada klien

IMPLEMENTASI
1. Komunikasi & jelaskan tujuan
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat
4. Pertahankan privasi klien
5. Gunakan handscoon bersih
6. Pasang perlak
7. Berikan klien posisi sims (miring) dengan lutut kanan fleksi, tutup klien dengan selimut, buka hanya area anal saja
8. Tempatkan bedpan didekat bokong klien
9. Susun wadah enema dan hubungkan selang, klem dan selang rectal
10.Siapkan wadah enema yang telah berisi larutan hangat dan tambahkan Nacl 0,9% hangat, cek larutan dengan meneteskannya diatas pergelangan tangan sebelah dalam (pastikan tidak dingin atau tidak terlalu panas).
11. Berikan jelly pada selang rectal dengan menggunakan kassa sepanjang 6-8 cm
12. Regangkan bokong, masukkan selang, instruksikan klien untuk  rileks dengan cara tarik nafas dalam
13. Masukkan selang rectal secara perlahan :
(dewasa : 7,5-10 cm, Remaja : 7,5-10 cm, Anak-anak : 5-7,5 cm, Bayi : 2,5-3,75 cm )
14. Buka klem dan biarkan larutan masuk dengan perlahan, dengan wadah setinggi panggul klien
15. Naikkan ketinggian wadah secara perlahan hingga 30-45cm
16. Rendahkan wadah atau klem selang bila klien mengeluh kram
17. Klem selang bila larutan telah habis masuk kedalam rectal
18. Bersihkan bokong klien dengan tisu, pasang kembali celana klien dan kembalikan klien ke posisi semula
19. Jika sudah ada sensasi untuk defekasi, bantu klien ke toilet atau pasang pispot
20. Jika klien defekasi di pispot, bantu klien membersihkannya menggunakan waslap, air dan sabun, kemudian keringkan dengan handuk
21. Rapikan alat dan cuci tangan

EVALUASI
1. Monitor karakteristik feses ( warna, konsistensi, jumlah, bau ) dan cairan yang dikeluarkan
2. Observasi apakah masih ada distensi abdomen
3. Observasi suara bising usus
4. Evaluasi perasaan klien setelah dilakukan pemberian enema

DOKUMENTASI
1. Catat tanggal dan waktu pemasangan kateter
2. Catat tipe enema, larutan dan volum yang diberikan, waktu pemberian dan karakteristik feses (jumlah, warna, bau, konsistensi) atau cairan yang dikeluarkan.



Referensi :  Perry & Potter, 2006
Keterangan :
0 = Tidak dilakukan
1 = Dilakukan. tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
                                                                                                             Singkawang, ............................
                                                                                                                          Dosen Penguji


                                                                                                              ( ............................................. )
Semoga SOP Keperawatan ini bermanfaat bagi rekan-rekan sejawat dirumah sakit, klinik, puskesmas, dirumah, maupun pusat kesehatan lain serta rekan-rekan yang masih menempuh pendidikan SmileSmile

0 Comments


EmoticonEmoticon