SOP Pemasangan Infus (IVFD)

          Pada postingan kali ini saya akan membagikan salah satu Standar Prosedur Operasional Keperawatan yaitu Standar Prosedur Operasional Pemasangan Infus. Seringnya tenaga kesehatan melakukan tindakan ini membuat masing-masing membuat trik-trik hebat dalam memasang infus. Faktor keseringan dan perhitungan atau dalam bahasa sehari-hari insting masing-masing perawat 95% menentukan keberhasilan tindakan ini. Tapi ini adalah salah satu tujuan saya share SOP ini untuk membandingkan sejauh mana tindakan praktis yang kita lakukan selama ini dengan teori sebenarnya. Buat adik-adik yang masih menempuh pendidikan keperawatan SOP ini sebagai bekal kalian untuk ujian dikampus masing-masing serta ketika beranjak ke dunia kerja nanti Amin....

Standar Prosedur Operasional Pemasangan Infus (IVFD)
Nama         :
NIM          :
Jurusan      :
VARIABEL YANG DINILAI
NILAI
0
1
2
PERALATAN
• Cairan infus berdasarkan order dokter
• Set infus (1)
• Abbocath / jarum infus sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan (1)
• Alkohol swab steril secukupnya
• Tourniquet (1)
• Handscoon bersih (1)
• Handscoon steril (1)
• Perekat non alergenik + gunting (1)
• Perlak + alas (1)
• Kassa steril ukuran 2x2 atau 4x4 (1)
• Standar infus
• Container pembuangan jarum (sharps container) (1)
• Jam tangan yang ada detiknya (1)
• Bengkok (2)
  - Bengkok yang berisi Lysol untuk bekas handscoon dan alat
  - Bengkok untuk sampah

PENGKAJIAN
1. Lihat kembali order dokter untuk jenis, jumlah cairan infus dan tetesan infus.  Perawat harus mengacu pada 6 benar pemberian obat. Pastikan obat-obat tambahan telah ditambahkan dalam cairan infus jika ada order dokter (mis : potassium dan vitamin). Cek warna, kejernihan dan tanggal kadaluarsa cairan infus.
2. Kaji mengapa klien membutuhkan pemasangan infus
3. Kaji riwayat pemasangan infus klien
4. Pertimbangkan ada tidaknya rencana pembedahan atau penerimaan transfusi darah
5. Kaji nilai laboratorium
6. Peroleh informasi mengenai komposisi cairan, tujuan pemberian, dan efek samping yang harus dimonitor

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Dapat ditegakkan karena beberapa masalah dibawah ini :
• Kekurangan volume cairan
• Resiko infeksi

RENCANA KEPERAWATAN
1. Hasil yang diharapkan dari prosedur yang ada :
  • Keseimbangan cairan dan elektrolit berada pada nilai normal : tanda-tanda vital dll normal
  • Tidak ada tanda-tanda infeksi
  • Klien memahami tujuan dan efek samping dari pemasangan terapi intravena
2. Jelaskan prosedur dan tujuan terapi pada klien

IMPLEMENTASI
1. Komunikasi & jelaskan tujuan
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat
4. Pertahankan privasi klien
5. Gunakan handscoon bersih
6. Siapkan peralatan untuk menginfus :
  a. Buka set infus. Posisikan klem 2-5 cm dibawah tabung drip dan posisikan klem dalam keadaan off.
  b. Masukkan ujung runcing infus set kedalam botol cairan. Jaga kesterilan ujung runcing dari set infus.
  c. Isi tabung drip dengan cairan infus, setengah tabung. Dengan cara tekan tabung drip dan lepaskan.
  d. Secara perlahan buka klem dan alirkan cairan hingga selang infus berisi cairan, kemudian tutup klem.
e. Pastikan selang infus bebas dari gelembung udara. Untuk mengeluarkan gelembung udara, ketuk selang dimana udara berada.
7. Identifikasi vena untuk pemasangan infus, tempatkan torniquet diatas area penusukan.
8. Pilih vena yang tepat untuk insersi :
  a. Bagian distal pada tangan non dominan jika memungkinkan. Pilih area yang tidak mengganggu klien dalam melaksanakan aktivitas sehari-harinya Cukur rambut-rambut yang ada jika diperlukan.
  b. Hindari area yang nyeri ketika dipalpasi.
c. Pilih vena yang besar, memilih vena dengan cara merabanya menggunakan ujung jari telunjuk, hindari pemasangan pada tempat yang telah ditusuk sebelumnya.
d. Pilih vena yang berdilatasi dengan baik. Metode untuk membuat vena berdilatasi :
 Pukul perlahan ekstremitas dari distal ke proksimal hingga ke area penusukan.
 berikan kehangatan pada ekstremitas selama beberapa menit (mis : menggunakan washlap dengan air hangat)
9. Gunakan handscoon steril.
10. Usap area penusukan dengan alkohol swab steril
11. Gunakan sudut 10-30 derajat saat penusukan. Semakin dalam vena, semakin besar sudut penusukan.
12. Lihat adanya darah pada kanul abbocath yang mengindikasikan bahwa abbocath sudah tepat memasuki vena, tarik jarum keluar sedikit, dorong secara perlahan
13. Lepaskan torniquet secara hati-hati.
14. Tarik seluruh jarum keluar bersamaan dengan tekan bagian ujung jarum, sambungkan set infus dengan abbocath secara cepat dan hati-hati,  jaga area steril. Berikan tetesan infus.
15. Berikan kassa steril pada area penusukan
16. Fiksasi abbocath dengan metode kupu-kupu, tulis tanggal pemasangan IVFD pada plester
17. Atur tetesan infus sesuai dengan order dokter
18. Buang semua benda-benda tajam pada sharp container.
19. Rapikan alat dan cuci tangan

EVALUASI
1. Observasi klien setiap 1-2 jam
   a. periksa apakah jumlah kolf yang diberikan sudah sesuai dengan order dokter pada status medis klien
   b. hitung / cek jumlah tetesan/ menit benar
   c. periksa kepatenan kanul IV
  d. observasi klien terhadap adanya ketidaknyamanan pada area penusukan ketika dipalpasi, pantau tanda-tanda infeksi
   e. kanul iv harus diganti setiap 72-96 jam atau sesuai dengan order dokter ataupun ketika komplikasi terjadi
   f. Ketika cairan sisa 100 ml, cairan berikutnya sudah harus disiapkan disamping tempat tidur klien.
2. Evaluasi perasaan klien setelah dilakukan pemasangan infus

DOKUMENTASI
1. Catat tanggal dan waktu pemasangan IVFD
2. Catat tipe dan ukuran abbocath yang dimasukkan, lokasi penusukan,  jenis cairan,  jumlah cairan serta tetesan infus yang diberikan, serta paraf perawat.



Referensi :  Perry & Potter, 2006
Keterangan :
0 = tidak dilakukan
1 = dilakukan. tetapi tidak sempurna
2 = dilakukan dengan sempurna
                                                                                                                Singkawang, ..............................
                                                                                                                               Dosen Penguji


                                                                                                                 ( ............................................. )
Semoga SOP Keperawatan ini bermanfaat bagi rekan-rekan sejawat dirumah sakit, klinik, puskesmas, maupun pusat kesehatan lain serta rekan-rekan yang masih menempuh pendidikan SmileSmile

1 Comments:

widih... banyak juga ya prosedurnya... hmmm, untung cita cita saya bukan jadi perawat haha


EmoticonEmoticon