SOP Injeksi Intradermal (IC)

SOP Injeksi Intradermal (IC)

         Pada postingan kali ini saya akan membagikan salah satu Standar Prosedur Operasional Keperawatan yaitu Standar Prosedur Operasional Injeksi Intradermal. Berbeda dengan Intramuskular dan Intrasubkutan, Injeksi Intradermal atau lebih dikenal dengan IC sering digunakan terutama untuk skin test (tes alergi). Adapun obat yang pada umumnya di injeksikan adalah antibiotik. Buat adik-adik yang masih menempuh pendidikan keperawatan SOP ini sebagai bekal kalian untuk ujian dikampus masing-masing serta ketika beranjak ke dunia kerja nanti Amin....

Standar Prosedur Operasional Injeksi Intradermal
(Standard Operational Procedure Intradermal Injection)
Nama                   :
NIM                    :
Program Studi     :        

VARIABEL YANG DINILAI
NILAI
0
1
2
PERALATAN
1. Spuit tuberculin 1 ml dengan jarum ukuran 25 atau 27
2. Kapas alcohol
3. Cairan/antibiotic untuk skin test
4. Sarung tangan disposable
5. Pulpen
6. Kartu rekam medis

PENGKAJIAN
1. Lihat kembali lembaran status pasien dan pastikan instruksi yang  diberikan meliputi nama obat, dosis, waktu dan rute pemberian yang benar.
2. Cek dan periksa status kembali adanya riwayat alergi terhadap obat tertentu.
3. Kaji pengetahuan klien tentang tindakan tes alergi

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Dapat ditegakkan karena beberapa masalah dibawah ini :
1. Ansietas
2. Takut
3. Nyeri (Akut)

RENCANA KEPERAWATAN
1. Kriteria Hasil :
  • Pasien merasa terbakar didaerah area penyuntikan selama proses injeksi, tetapi akan hilang setelah tindakan selesai dilakukan.
  • Muncul gelembung tipis dengan diameter kurang lebih 6 mm (¼ inchi) yang lama kelamaan akan menghilang
  • Klien mampu mengidentifikasi tanda-tanda reaksi alergi pada kulit.
2. Cuci tangan
3. Persiapkan obat sesuai dosis
4. Identifikasi klien dengan menanyakan nama klien dan melihat kembali identitas klien pada kartu status atau kardek.
5. Jelaskan prosedur tindakan kepada klien, serta rasa sakit yang akan dialami klien slama proses injeksi.

IMPLEMENTASI
1. Jaga Privasi Klien
2. Pilih lokasi injeksi yang tepat, inspeksi adanya inflamasi atau edema didaerah penyuntikan, bila memungkinkan, pilihlah lokasi penyuntikan tiga atau empat kali dibawah antecubital. Satu telapak tangan dibawah pergelangan tangan satunya. Jika lengan bawah tidak dapat digunakan sebagai lokasi injeksi bias menggunakan punggung lengan.
3. Posisikan pasien dengan posisi yang nyaman rentangkan dan beri alas pada siku dan lengan bawah.
4. Kemudian cuci tangan lalu gunakan handscon steril
5. Bersihkan area penyuntikan dengan kapas alcohol, lakukan mulai dari area tengah dengan pola sirkuler (melingkar) keluar area penyuntikan sekitar 5 cm (2 Inchi).
6. Tempelkan kapas alcohol menggunakan jari tengah dan manis dengan tangan satunya.
7. Buka tutup niddle
8. Pertahankan spuit antara jari jempol dan telunjuk dengan tangan dominan dengan ujung niddle berada dibawah.
9. Dengan tangan yang tidak dominan regangkan kulit pada area penyuntikan dengan jari telunjuk dan jempol.
10. Injeksikan dengan kemiringan 3-15 derajat dengan kedalaman  kira-kira 3 mm (1/8 inchi) dibawah permukaan kulit.
11. Injeksikan obat dengan perlahan, pada keadaan normal akan terasa adanya tahanan, jika tidak dapat berarti jarum masuk terlalu dalam.
12. Setelah selesai melakukan tindakan, pastikan muncul benjolan berukuran 6 mm (1/4 inchi) pada permukaan kulit.
13. Cabut jarum sambil mengusapkan kapas alcohol didaerah penyuntikan.
14. Jangan mengusap daerah yang baru saja di injeksi.
15. Posisikan pasien kembali dengan senyaman mungkin.
16. Buang jarum pada tempat pembuangan seperti septibox.
17. Tandai area penyuntikan dengan pola melingkar menggunakan pulpen, spidol ataupun penanda yang disediakan.

EVALUASI
1. Observasi keadaan pasien mengenai tanda-tanda infeksi.
2. Gunakan pulpen/pensil kulit untuk menandai area penyuntikan.
3. Diskusikan dengan pasien tujuan dan rasional prosedur serta tanda-tanda yang muncul ketika hipersesitivitas.

DOKUMENTASI
1. Catat jenis dan dosis pemberian injeksi skin test, waktu serta tanggal pemberian.
2. Catat area penyuntikan dan reaksi alergi dikulit.
3. Catat Laporkan adanya reaksi alergi dari obat yang diberikan.



Referensi : Perry & Potter, 2006
Keterangan :
0 = Tidak dilakukan
1 = Dilakukan. tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
                                                                                                          Singkawang, ............................
                                                                                                                     Dosen Penguji


                                                                                                         ( .............................................. )

Semoga SOP Keperawatan ini bermanfaat bagi rekan-rekan sejawat dirumah sakit, klinik, puskesmas, maupun pusat kesehatan lain serta rekan-rekan yang masih menempuh pendidikan SmileSmile

0 Comments


EmoticonEmoticon